Hati Penat


(Zatyn as-sayyidha)

Sebening embun pagi.
Seindah cahaya mentari. 
Berjalan tak ingin berhenti. 
Menanti emas yang berseri.
Ternyata tak disangka.
Langit memayungi jiwa.
Dan bumi tlah memeluk raga.
Hingga emas ada didepan mata.
Ketika mata sudah melihat.
Namun hati merasa penat.
Hingga emas tak terikat.
Oleh raga yang mengangkat.


oleh: Nur Faizatin Muna(XI-MAK) MA Manahijul Huda Ngagel Dukuhseti Pati

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hati Penat"

Posting Komentar

Comments